Create a Website

25 August 2009

Jangan Pernah Memiliki

Manusia adalah mahluk yang paling sempurna di dunia ini. Keunggulannya dibandingkan dengan mahluk Allah yang lain adalah manusia mempunyai akal yang digunakan untuk berpikir, maka segala sesuatu yang akan dilakukan haruslah dipikir terlebih dahulu. Selain itu, manusia juga diberi wewenang untuk mengolah dan memanfaatkan apa yang ada di bumi.

Segala sesuatu yang diberikan oleh Allah merupakan titipan, misalnya : anak, istri, rumah, mobil, wajah cakep dan cantik dan sebagainya. Oleh karena itu, kita harus menjaga dan memelihara apa yang Allah berikan dan mempergunakanya dijalan yang diridhai-NYA akan tetapi kita tidak boleh ada rasa memilikinya, kenapa? Karena jika kita merasa memiliki segala sesuatu yang diberikan oleh Allah maka kita akan merasa kehilangan jika Allah mengambil kembali milik-NYA. Jika semua orang dapat hidup seperti tukang parkir di pasar, maka kita tidak akan merasa demikian. Mengapa kok seperti tukang parkir? Karena tukang parkir dititipi mobil dari mobil mewah hingga mobil jelek. Beliau menjaganya agar mobil yang dititipkan kepadanya tetap seperti keadaan semula. Jika yang empunya mengambil kembali mobilnya, beliaupun ikhlas membiarkanya pergi (karena tidak mempunyai wewenang untuk memilikinya), ya to?

Anak adalah titipan Allah. Kita diberi tugas untuk mendidik dan membimbingnya agar beribadah kepada sang pencipta, Allah. Jika suatu saat Allah mengambilnya kembali (anak tersebut meninggal) kita harus ikhlas menerimanya, bukan menangisinya karena anak adalah titipan Allah kepada kita. Contoh lainnya, wajah cantik dan cakep. Kita harus bersyukur jika Allah memberikan wajah yang cantik dan cakep. Kita tidak boleh sombong dengan kecantikan wajah kita karena semata – mata adalah milik Allah bukan milik kita. Misal saja Allah murka dengan mengambil kembali kecantikan wajah kita (merusak) karena kita telah sombong.

Apa daya kita jika Allah telah berkehendak demikian? Kita harus ikhlas dan pandai bersyukur karena segala sesuatu yang kita punya di dunia adalah milik-NYA dan Allah berhak mengambilnya anytime dan anywhere.

Tiga orang yang diuji ALLAH

Ada 3 orang yang mempunyai penyakit belang, botak, dan buta. Kemudian ALLAH hendak menguji mereka, maka ALLAH mengutus malaikat untuk mendatangi mereka. Kepada si Belang malaikat bertanya.
“Apa yang ingin engkau inginkan?”
“Aku ingin mempunyai wajah yang tampan dan kulit yang bagus, aku ingin penyakit yang membuat orang jijik melihatku lenyap dari tubuhku”, jawab si Belang.
Kemudian malaikat mengusap si Belang, maka hilanglah semua penyakit yang menjijikkan itu dan diberinya wajah yang tampan dan kulit yang bagus. Kemudian malaikat bertanya lagi,
“Harta apa yang kau senangi?”.
“Unta”, jawabnya.
Kemudian ia diberi unta yang sedang bunting 10 bulan. Malaikat kembali berkata,
“Semoga ALLAH memberi berkah atas rahmat yang kamu terima”.

Kemudian malaikat pergi dan mendatangi si Botak, kemudian bertanya.
“Apa yang ingin engkau inginkan?”
“Rambut yang rapi dan indah serta hilangnya penyakitku yang membuat orang – orang jijik melihatku”, jawab si Botak.
Kemudian malaikat mengusap si Botak, maka hilanglah semua penyakit yang menjijikkan itu dan diberinya rambut yang rapi dan indah. Kemudian malaikat bertanya lagi,
“Harta apa yang kau senangi?”.
“Sapi”, jawabnya.
Kemudian malaikat memberinya sapi yang sedang bunting seraya berkata,
“Semoga ALLAH memberi berkah atas rahmat yang kamu terima”.

Kemudian malaikat pergi dan mendatangi si Buta, kemudian bertanya,
“Apa yang ingin engkau inginkan?”
“ALLAH mengembalikan penglihatanku sehingga aku bisa melihat orang”, jawab si Buta.
Kemudian malaikat mengusap si Buta, dan mengembalikan penglihatan si Buta, kemudian malaikat bertanya lagi,
“Harta apa yang kau senangi?”.
“Kambing”, jawabnya.
Kemudian malaikat memberinya kambing yang sedang bunting seraya berkata,
“Semoga ALLAH memberi berkah atas rahmat yang kamu terima”.

Selang beberapa tahun, unta, sapi dan kambing berkembangbiak dan telah mengubah kehidupan mereka. Kemudian ALLAH mengutus malaikat untuk menguji mereka kembali. Malaikat mendatangi si Belang dalam wujud berpenyakit menyerupai si Belang dahulu.

Malaikat berkata, “Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal ditengah – tengah perjalanan. Sampai saat ini belum ada yang memberikan pertolongan kepada saya kecuali ALLAH. Saya berharap engkau mau memberi pertolongan. Saya benar – benar minta pertolongan kepadamu dengan menyebut yang telah memberi engkau paras yang tampan dan kulit yang halus serta kekayaan. Dan saya minta seekor unta untuk bekal dalam melanjutkan perjalanan saya”.
Si Belang menjawab, “Hak – hak yang saya berikan masih banyak, saya tidak bisa membekali apa – apa”.
Malaikat lalu berkata, “Kalau tidak salah, saya kenal denganmu. Bukankah kamu dulu orang yang berpenyakit belang sehingga orang – orang jijik melihatmu. Bukankah dulu kamu orang miskin kemudian ALLAH memberi rahmat kepadamu?”.
“Kekayaanku berasal dari nenek moyang”, jawabnya.
“Jika kamu berdusta, semoga ALLAH mengembalikan keadaanmu seperti semula”, kata malaikat.

Kemudian malaikat itu pergi dan mendatangi si Botak dalam wujud seperti si Botak ketika berpenyakit dulu. Malaikat bertanya seperti apa yang ditanyakan kepada si Belang.
“Harta kekeyaanku berasal dari nenek moyang”, jawab si Botak.
“Jika kamu berdusta, semoga ALLAH mengembalikan keadaanmu seperti semula”, kata malaikat.

Kemudian malaikat itu pergi dan mendatangi si Buta dalam wujud seperti si Buta ketika berpenyakit dulu dan berkata, “Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal ditengah – tengah perjalanan. Sampai saat ini belum ada yang memberikan pertolongan kepada saya kecuali ALLAH. Saya berharap engkau mau memberi pertolongan. Saya benar – benar minta pertolongan kepadamu dengan menyebut yang telah memberi engkau penglihatanmu dan kekayaan. Dan saya minta seekor kambing untuk bekal dalam melanjutkan perjalanan saya”.

“Dahulu saya adalah orang buta dan ALLAH mengembalikan penglihatan saya dan memberikanku kekayaan ini maka ambillah apa yang engkau senangi dan tinggalkanlah apa yang engkau tidak senangi. Demi ALLAH, sekarang saya tidak memberatkan sesuatu kepadamu yang engkau ambil karena ALLAH Yang Agung”, kata si Buta dengan sabar.

Lalu malaikat berkata, ”Periharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu hanyalah diuji dan ALLAH benar – benar ridha kepadamu dan ALLAH telah memurkai kedua kawanmu”.

Riyadhus Shalihin I Imam Nawawi hal 93-95

Kegagalan Hidup

Di ujung malam yang sepi
Ku terpaku merenungi
Kegagalan hidupku
Seakan menjadi belenggu

Kini engkau telah pergi
Kemanakah ku harus mencari
Siang malam hingga pagi hari
Seakan engkau ditelan bumi

Kisah cinta dalam hidupku
Seakan telah terkubur mati
Yang pertama yang pernah ada
Kini entah pergi kemana

Kekecewaan ini terus membayangiku
Kapan penderitaan ini berlalu
Biarlah ini jadi pedoman hidupku
Biarkan ku buka lembaran baru

Tuhan berikan petunjukmu
Agar bisa kulupakan semua
Kegagalan hidup ini
Biarlah berlalu dalam diriku

18 August 2009

Fiqih Hadiah Dan Kado

Hadiah merupakan sarana untuk yang dapat menyebabkan keakraban, mendamaikan, menghilangkan rasa iri hati, dan menghilangkan kabut hati. Selain itu pemberian hadiah juga dapat mendatangkan kecintaan dan persahabatan yang telah lama tercerai – berai. Hadiah sebagaimana penjelasan risalah Barid al-Hadiyyah dapat menjelaskan sesuatu yang tidak dapat dilakukan secara verbal ucapan. Oleh karena itu, nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk memberi dan menerima hadiah.

“ Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai”, (HR. Bukhari, al-Adab al-Mufrid)
“ Penuhilah undangan orang yang mengundang, janganlah menolak hadiah…”, (HR. Ahmad dan Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrid)

Mengenai hadits ini, Ibn Hibban mengomentari, “ dalam hadits ini, nabi Muhammad SAW mengecam tindakan menolak hadiah di kalangan sesama muslim. Bila seseorang diberi hadiah, wajib baginya untuk menerimanya dan tidak menolaknya. Saya menganjurkan orang-orang untuk saling mengirim hadiah kepada sesama saudara. Sebab hadiah dapat melahirkan kecintaan dan menghilangkan rasa dendam.”

Anjuran Rasulullah agar saling memberi hadiah walaupun sedikit tidak ditinjau dari nilai materinya tetapi lebih kepada maknawinya.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari bahwa Rasulullah bersabda “ Wahai para wanita kaum muslimin, janganlah meremehkan pemberian tetangganya yang lain sesekali ia (pemberian tersebut) berupa ujung kuku unta ”

Beberapa etika interaksi pertukaran hadiah/kado :
  1. Tidak boleh mengambil kembali hadiah yang telah diberikan, sebagaimana makna sebuah hadits sama seperti anjing yang menelan lagi makanan yang telah dimuntahkannya.
  2. Hendaknya yang diutamakan dalam pemberian hadiah adalah keluarga terdekat, kaum kerabat, seseorang yang mendapat tempat yang dekat di hati.